Arifi Nur Fauzi (3KA41)
Caesario Dimas Muhammad (3KA41)
Komang Ari Budiman (3KA41)
Muhammad Hisyam Setyana (3KA41)
18114864 Rama Al Azis Dwiputra (3KA41)
1.Pengertian CGI (Computer Graphic Image)
Computer-generated
image(juga dikenal sebagai CGI) adalah penerapan bidang komputer grafis, atau
lebih khusus, grafis 3D komputer untuk efek khusus dalam film, program
televisi, commercials, simulators dan simulasi umumnya, dan media cetak. Video
game biasanya menggunakan real-time komputer grafis (jarang disebut sebagai
CGI), tetapi juga termasuk pra-diberikan “memotong adegan” dan intro film yang
dimana itu akan menjadi cirri khas aplikasi CGI. Ini kadang-kadang disebut
sebagai FMV (Full motion video).
CGI
digunakan untuk efek visual komputer karena efek yang dihasilkan akan lebih
terkontrol dibandingkan lainnya berdasarkan proses fisik, seperti membangun
miniatures untuk efek gambar atau mempekerjakan tambahan untuk adegan
keramaian, dan karena itu memungkinkan penciptaan gambar yang tidak layak
menggunakan teknologi lain. Hal ini dapat juga mengizinkan seorang seniman atau
produser untuk menghasilkan konten tanpa menggunakan aktor, pelayanan yang
mahal.
Komputer
seperti perangkat lunak 3ds Max, dan open source Blender, LightWave 3D, dan
Maya Softimage AutoDesk digunakan untuk membuat gambar yang dihasilkan komputer
untuk film, dll. Penerimaan software CGI dan peningkatan kecepatan komputer
telah diizinkan seseorang dan perusahaan-perusahaan kecil untuk menghasilkan
sebuah profesional grade film, permainan, dan seni rupa dari rumah komputer.
Hal ini yang telah membawa tentang Internet subkultur dari CGI itu sendiri
dengan set global selebriti, clichés, teknis dan kosa kata.
2. Penggunaan CGI(Computer Graphic Imagery) Dalam Dunia
Film
Kalau
kita tengok ke belakang, ”Toy Story” (1995), film debutan Pixar yang dibiayai
dan dipasarkan The Walt Disney Company itu sukses besar sebagai film pertama
yang secara penuh menggunakan teknologi komputer. Sejak saat itu studio animasi
digital lain seperti Blue Sky Studios (Fox), DNA Productions (Paramount
Pictures and Warner Bros.), Onation Studios (Paramount Pictures), Sony Pictures
Animation (Columbia Pictures), DreamWorks, dan yang lainnya tak mau ketinggalan
untuk memproduksi film sejenis.
Tentu
tak sedikit dari kita yang mempertanyakan dengan teknologi apa dan bagaimana
film-film kreatif ini dibuat. Ternyata, kunci pembuatan film-film ini adalah
sebuah aplikasi komputer grafis yang disebut computer generated imagery (CGI).
Dengan perangkat lunak ini bisa diciptakan gambar 3D lengkap dengan berbagai
efek yang dikehendaki. Beberapa software CGI populer antara lain Art of
Illusion (bisa di-download di sourceforce.net), Maya, Blender, dan
lain-lain.
CGI 2D
dipakai pertama kali pada film ”Westworld” (1973) karya novelis scifi Michael
Crichton dan sekuelnya ”Futureworld” (1976) menggunakan CGI 3D untuk membuat
tangan dan wajah yang dikerjakan oleh Edwin Catmull, ahli komputer grafik dari
New York Institute of Technology (NYIT). Tapi, tidak semua film berhasil
memberikan sentuhan animasi yang bagus. Film ”Tron” (1982) dan ”The Last
Starfighter” (1984) termasuk yang gagal karena efek yang mereka berikan
kelihatan sekali buatan komputer.
Revolusi ” Jurassik Park”
Teknologi
CGI biasa dipakai dalam pembuatan film, program televisi, dan beberapa iklan
komersial, termasuk media cetak. Aplikasi ini memberikan kualitas grafis yang
sangat tinggi dengan efek yang lebih terkontrol daripada metode konvensional
seperti membuat miniatur untuk pembuatan adegan kecelakaan yang dramatis atau
menambah aktor figuran untuk menggambarkan suasana keramaian penuh sesak.
Di
tahun 1991 film ”Terminator 2: Judgement Day” yang dibintangi Gubernur
California sekarang Arnold Schwarzeneger membuat decak kagum penonton dengan
efek morphing (perubahan dari satu wajah/bentuk ke wajah/bentuk yang lain
secara halus) dan liquid metal si penjahat pada beberapa aksinya. Dua tahun
kemudian film legendaris tentang dinosaurus, ” Jurassic Park” juga memberikan
efek visual yang mengagumkan pada makhluk purba itu sehingga tampak betul-betul
hidup. ” Jurassic Park” membawa revolusi pada industri perfilman dan Hollywood
bertransisi dari animasi konvensional menjadi teknik digital.
Tahun
berikutnya, ”Forrest Gump”, film drama dengan aktor tersohor Tom Hanks, juga
memanfaatkan teknologi CGI untuk efek menghilangkan salah satu kaki Letnan Dan
(dimainkan Gary Sinise) agar tampak pincang betulan. Efek lainnya adalah
pergerakan bola ping-pong yang sangat cepat ketika dimainkan oleh Tom Hanks.
Bahkan, adegan dengan efek bulu melayang di udara merupakan garapan sebuah
studio animasi di Bandung.
”Digital grading”
CGI
pun semakin mendarah daging dalam industri perfilman modern selanjutnya. Mulai
tahun 2000-an, CGI memegang peran dominan untuk pemberian efek visual pada
sebuah film.
Teknologinya
pun berkembang sehingga memungkinkan dalam sebuah adegan berbahaya, sang aktor
digantikan oleh aktor ciptaan komputer dengan perbedaan yang tidak kentara.
Figuran yang diciptakan dengan komputer seperti pada triloginya Peter Jackson,
”Lord of The Ring”, pun banyak dipakai untuk menciptakan adegan keramaian penuh
sesak, tentu dengan bantuan perangkat lunak simulasi.
Salah satu
efek CGI dalam film yang kurang dikenal, namun penting, adalah digital grading.
Dengan efek ini warna asli hasil shooting direvisi menggunakan perangkat lunak
untuk memberikan kesan sesuai dengan skenario. Contohnya wajah Sean Bean
(pemeran Boromir) dalam ”The Lord of the Rings: the Two Tower” ketika mati
dibuat lebih pucat. Jadi, tidak dengan trik kosmetik, tetapi dengan polesan
komputer.
Lantas,
bagaimana dengan mimik wajah yang bisa mengekspresikan perasaan haru, sedih,
ataupun gembira pada tokoh ciptaan komputer? Dalam pembuatannya, animasi
komputer mengkombinasikan vektor grafik dengan pergerakan yang sudah
terprogram. Bagian-bagian utama seperti pada wajah, tangan, kaki, dll terdiri
dari sejumlah variabel animasi yang akan dikendalikan dengan pemberian nilai
tertentu untuk menampilkan ekspresi atau mimik wajah yang dikehendaki.
Tokoh
Woody dalam ”Toy Story” terdiri dari 700 variabel animasi dengan 100
variabelnya sendiri untuk wajahnya saja. Jadi, tidak heran berbagai ekspresi
wajah seperti tertawa, terkejut, dan sedih bisa dibuat dengan mempermainkan 100
variabel tadi.
Cukup mahal
Sekumpulan
variabel dengan nilai yang berubah pada setiap frame yang
ditampilkan berurutan menjadi kontrol pergerakan figur tersebut. Hebatnya,
animator ”Toy Story” mengendalikan variabel-variabel animasinya secara manual.
Bisa jadi, bagi seorang animator yang berbakat, terampil dan berpengalaman
malah menghasilkan efek yang lebih bagus dibanding acting orang
asli.
Kalau
dilihat dari ukurannya, satu frame CGI untuk film biasanya
dibuat berukuran 1,4–6 megapiksel. Contohnya, ”Toy Story” berukuran 1536 x 922
(1,42 megapiksel). Bayangkan saja, ternyata waktu yang dibutuhkan untuk rendering tiap frame sekira
2-3 jam, bahkan bisa 10 kali lebih lama untuk menciptakan adegan yang sangat
kompleks. Meskipun kecepatan CPU makin tinggi, tidak banyak mengubah waktu yang
dibutuhkan karena mereka akan membuat adegan yang lebih kompleks lagi untuk
hasil yang lebih bagus lagi. Kendati demikian, dengan peningkatan eksponensial
kecepatan CPU, teknologi CGI juga makin potensial ke depan.
Sebagai
gambaran, untuk pembuatan film ”Madagascar”, para teknisi menggunakan 2.500
komputer Linux Cluster yang dipasang di dua studio Dream Works dan lab
penelitian komputer Hewlett Packard di Palo Alto, California. Komputer sebanyak
itu digunakan untuk ”tugas besar” siang malam rendering frame demi frame film
berukuran gigabit. Untuk membuat film ”Madagascar” sampai jadi, dibutuhkan
waktu lebih dari 11 juta jam.
Menurut
Andy Hendrickson, kepala produksi DreamWorks, separuh dari anggaran biaya
produksi yang kabarnya mencapai 90 juta dolar AS dipergunakan untuk animasi
komputer. Dalam produksinya itu DreamWorks sekaligus menciptakan beberapa
teknik yang bisa digunakan lagi untuk film-film animasi selanjutnya.
Penutup
Tidak
semua film ciptaan komputer berjalan mulus menjadi box office di
pasaran. Contohnya, film yang dikembangkan dari sebuah game yaitu
”Final Fantasy: The Spirit Within” (2001). Meski terkenal sebagai film pertama
yang menciptakan tokoh manusia dengan CGI, tapi pasar tak antusias
menyambutnya. Tak heran bila setelah produksi ke-2 ”Final Flight of the Osiris”
sebuah film pendek sebagai prolog film ”The Matrix Reloaded”, Square Pictures
gulung tikar.
Pengembangan
teknologi CGI terus dilaporkan setiap tahun pada konferensi tahunan SIGGRAPH
mengenai komputer grafis dan teknik interaktif yang dihadiri oleh puluhan ribu
profesional komputer. Di sini para tokoh di balik penciptaan animasi-animasi
bertemu. Bukan hal yang tidak mungkin suatu hari kelak para animator Indonesia
pun akan banyak berbicara di pentas dunia.